Minggu, 26 Mei 2013

Metode dan Teknik Pembelajaran PLS: Teknik Karya Wisata dan Kunjungan Lapangan


Metode dan Teknik Pembelajaran PLS: Teknik Karya Wisata dan Kunjungan Lapangan
Oleh:
Arief Rachman, S. Pd

Pendahuluan
A.      Latar Belakang Masalah
            Metodologi mengajar adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai. Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode mengajar, serta dipraktekkan pada saat mengajar. Seperti yang telah kita ketahui metode pembelajaran itu sangat banyak sekali, dan yang telah kita pelajari didalam kuliah ini yaitu metode diad, broken square, role playing, dan ice breaking. Sekarang ini kami kelompok VI akan menjelskan menenai metode karya wisata dan teknik kunjungan lapangan.
            Metode karya wisata itu adalah metode yang digunakan didalam proses mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan. Teknik kunjungan lapangan pengertiannya sama dengan teknik karya wisata. Kedua metode ini digunakan supaya siswa dapat melihat secara langsung objek yang akan dipelajarinya. Metode ini digunakan supaya siswa tidak merasa jenuh didalam mengikuti proses pembelajaran yang setiap harinya dilaksanakan didalam kelas. Didalam menggunakan metode ini guru dituntut harus mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi, dan dapat merencanakan kegiatan karya wisata ini dengan jelas.
            Apabila ingin menggunakan metode ini maka harus mengetahui dulu cara-cara teknis penggunaan metode ini. Karena apabila orang yang menggunakan metode ini belum berpengalaman maka akan sulit dan repot sekali didalam menggunakannya. Maka didalam menggunakan metode ini peran dari guru/tutor senior sangatlah penting sekali, dikarenakan guru/tutor yang masih baru perlu bimbingan didalam menggunakan metode ini. Maka dari itu kelompok kami didalam makalah ini menjelaskan menganai cara-cara pelaksanaan metode karya wisata.
B.       Rumusan Masalah
            Dari penjelasan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
a)      Bagaimanakah pengertian metode karya wisata?
b)      Bagaimanakah kelebihan dan kekurangan dari metode karya wisata dan kunjungan lapangan?
c)      Bagaimanakah cara dari penggunaan metode karya wisata dan kunjungan lapangan?

C.      Tujuan
            Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu supaya mahasiswa tahu mengenai metode karya wisata dan metode kunjungan lapangan, yang menurut kelompok kami metode ini wajib digunakan didalam proses pembelajaran. Selain itu, mahasiswa supaya dapat melaksanakan metode ini nantinya. Yang terpenting mudah – mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi mahasiswa pls.







PEMBAHASAN
A.   Metode Karya Wisata
1.      Pengertian dan Deskripsi Metode Karya Wisata   
            Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan. Metode field trip atau karya wisata menurut Mulyasa (2005:112) merupakan suatu perjalanan atau pesiar yang dilakukan oleh peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar, terutama pengalaman langsung dan merupakan bagian integral dari kurikulumA sekolah. Meskipun karya wisata memiliki banyak hal yang bersifat non akademis, tujuan umum pendidikan dapat segera dicapai, terutama berkaitan dengan pengembangan wawasan pengalaman tentang dunia luar.
            Kadang-kadang dalam proses belajar mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau obyek yang lain. Menurut Roestiyah (2001:85), karya wisata bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu dikatakan teknik karya wisata, ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, dan sebagainya.
            Menurut Roestiyah (2001:85) ,teknik karya wisata ini digunakan karena memiliki tujuan sebagai berikut: Dengan melaksanakan karya wisata diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari obyek yang dilihatnya, dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat bertanya jawab mungkin dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya dalam pelajaran, ataupun pengetahuan umum. Juga mereka bisa melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya, agar nantinya dapat mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu yang sama ia bisa mempelajari beberapa mata pelajaran.
            Menurut Djamarah (2002:105), pada saat belajar mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau obyek yang lain. Hal itu bukan sekedar rekreasi tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu, dikatakan teknik karya wisata, yang merupakan cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pegadaian. Banyak istilah yang dipergunakan pada metode karya wisata ini, seperti widya wisata, study tour, dan sebagainya. Karya wisata ada yang dalam waktu singkat, dan ada pula yang dalam waktu beberapa hari atau waktu panjang.
            Sebelum karya wisata digunakan dan dikembangkan sebagai metode pembelajaran, hal-hal yang perlu diperhatikan menurut Mulyasa (2005:112) adalah: (a) Menentukan sumber-sumber masyarakat sebagai sumber belajar mengajar, (b) Mengamati kesesuaian sumber belajar dengan tujuan dan program sekolah, (c) Menganalisis sumber belajar berdasarkan nilai-nilai paedagogis, (d) Menghubungkan sumber belajar dengan kurikulum, apakah sumber-sumber belajar dalam karyawisata menunjang dan sesuai dengan tuntutan kurikulum, jika ya, karya wisata dapat dilaksanakan, (e) membuat dan mengembangkan program karya wisata secara logis, dan sistematis, (f) Melaksanakan karya wisata sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, materi pelajaran, efek pembelajaran, serta iklim yang kondusif. (g) Menganalisis apakah tujuan karya wisata telah tercapai atau tidak, apakah terdapat kesulitan-kesulitan perjalanan atau kunjungan, memberikan surat ucapan terima kasih kepada mereka yang telah membantu, membuat laporan karyawisata dan catatan untuk bahan karya wisata yang akan datang.
            Karena itulah teknik karya wisata dapat disimpulkan memiliki keunggulan sebagai berikut: (a) Siswa dapat berpartisispasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para petugas pada obyek karya wisata itu, serta mengalami dan menghayati langsung apa pekerjaan mereka. Hal mana tidak mungkin diperoleh disekolah, sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat khusus atau ketrampilan mereka, (b) Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu maupun secara kelompok dan dihayati secara langsung yang akan memperdalam dan memperluas pengalaman mereka, (c) dalam kesempatan ini siswa dapat bertanya jawab, menemukan sumber informasi yang pertama untuk memecahkan segala persoalan yang dihadapi, sehingga mungkin mereka menemukan bukti kebenaran teorinya, atau mencobakan teorinya ke dalam praktek, (d) Dengan obyek yang ditinjau itu siswa dapat memperoleh bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi, yang tidak terpisah-pisah dan terpadu.
           
            Penggunaan teknik karya wisata ini masih juga ada keterbatasan yang perlu diperhatikan atau diatasi agar pelaksanaan teknik ini dapat berhasil guna dan berdaya guna, ialah sebagai berikut: Karya wisata biasanya dilakukan di luar sekolah, sehingga mungkin jarak tempat itu sangat jauh di luar sekolah, maka perlu mempergunakan transportasi, dan hal itu pasti memerlukan biaya yang besar. Juga pasti menggunakan waktu yang lebih panjang daripada jam sekolah, maka jangan sampai mengganggu kelancaran rencana pelajaran yang lain. Biaya yang tinggi kadang-kadang tidak terjangkau oleh siswa maka perlu bantuan dari sekolah. Bila tempatnya jauh, maka guru perlu memikirkan segi keamanan, kemampuan pihak siswa untuk menempuh jarak tersebut, perlu dijelaskan adanya aturan yang berlaku khusus di proyek ataupun hal-hal yang berbahaya.
            Agar penggunaan teknik karya wisata dapat efektif, maka pelaksanaannya perlu memeperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:
(a)    Persiapan
            Dimana guru perlu menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas, mempertimbangkan pemilihan teknik, menghubungi pemimpin obyek yang akan dikunjungi untuk merundingkan segala sesuatunya, penyusunan rencana yang masak, membagi tugas-tugas, mempersiapkan sarana, pembagian siswa dalam kelompok, serta mengirim utusan,
(b)   Pelaksanaan karya wisata
Dimana pemimpin rombongan mengatur segalanya dibantu petugas-petugas lainnya, memenuhi tata tertib yang telah ditentukan bersama, mengawasi petugas-petugas pada setiap seksi, demikian pula tugas-tugas kelompok sesuai dengan tanggungjawabnya, serta memberi petunjuk bila perlu,
(c)    Akhir karya wisata
Pada waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai segala hal hasil karya wisata, menyusun laporan atau paper yang memuat kesimpulan yang diperoleh, menindaklanjuti hasil kegiatan karya wisata seperti membuat grafik, gambar, model-model, diagram, serta alat-alat lain dan sebagainya.
2.        Kelebihan dan kekurangan Metode Karya Wisata
Kelebihan dari metode karya wisata sebagai berikut :
a)      Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran.
b)      Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.
c)      Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.
d)     Karya wisata memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran,
e)      Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual.
f)       Memberikan informasi teknis, kepada peserta secara langsung,
g)      Memberikan kesempatan untuk melihat kegiatan dan praktik dalam kenyataan atau pelaksanaan yang sebenarnya,
h)      Memberikan kesempatan untuk lebih menghayati apa yang dipelajari sehingga lebih berhasil,
i)        Membei kesempatan kepada peserta untuk melihat dimana peserta ditunjukkan kepada perkembangan teknologi mutakhir.
            Kekurangan metode karyawisata sebagai berikut :
a)      Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.
b)      Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.
c)      Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama, sedangkan unsur studinya terabaikan.
d)     Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik di lapangan.
e)      Biayanya cukup mahal.
f)       Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.
g)      Memakan waktu bila lokasi yang dikunjungi jauh dari pusat latihan,
h)      Kadang-kadang sulit untuk mendapat ijin dari pimpinan kerja atau kantor yang akan dikunjungi,
i)        Fasilitas yang diperlukan dan biaya yang diperlukan sulit untuk disediakan oleh siswa atau sekolah,
j)        Sangat memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang,
k)      Memerlukan koordinasi dengan guru-guru bidang studi lain agar tidak terjadi tumpang tindih waktu dan kegiatan selama karya wisata,
l)        Dalam karya wisata sering unsure rekreasi menjadi lebih prioritas daripada tujuan utama, sedang unsure studinya menjadi terabaikan,
m)    Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan mengarahkan mereka kepada kegiatan studi yang menjadi permasalahan.



B.     Teknik Kunjungan Lapangan
1.    Deskripsi singkat dan tujuan penggunaan  teknik

     Teknik kunjungan lapangan dilakukan sebagai suatu studi yang telah direncanakan terlebih daulu. Rencana studi itu biasanya disusun oleh sumber belajar bersama warga belajar. Penyusunan rencana didasarkan atas kebutuhan belajar yang dinyatakan oleh para warga belajar. Kebutuhan belajar itu dapat dilengkapi pula dengan kebutuhan dari sumber belajar, lembaga atau masyarakat. Dengan demikian rencana itu dapat disetujui oleh warga belajar dan sumber belajar serta mungkin pula disetujui oleh lembaga dan masyarakat. Rencana iu memuat komponen-komponen antara lain : tujuan yang ingin dicapai melalui kunjungan lapangan itu, kegiatan-kegiatan yang akan di lakukan, pembagian tugas, pengaturan penempaan warga belajar di lapangan, jadwal dan waktu kegiatan laporan proses dan hasil studi, serta tindak lanjut yang perlu dilakukan.
     Tujuan penggunaan teknik ini ialah agar para warga belajar memperoleh pengalaman langsung dari obyek-obyek yang dikunjungi serta memperoleh pengalaman belajar dari kegiatan dilapangan seperti tentang latihan dan pekerjaan dalam dunia keidupan nyata. Disamping itu teknik ini dapat digunakan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki oleh para warga belajar dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan nyata.

2.      Langkah-Langkah Penggunaan Teknik
1.      Sumber belajar bersama warga belajar mengidentifikasi kebutuhan belajar dari para warga belajar yang dapat dijadikan dasar untuk penyusunan rencana kunjungan lapangan.
2.      Atas dasar kebutuhan belajar itu, sumber belajar bersama warga belajar menyusun rencana pelaksanaan kunjungan lapangan dengan komponen-komponen sebagaimana dikemukakan pada butir a.
3.      Sumber belajar menugaskan kepada warga belajar untuk menjajagi objek yang akan dikunjungi, guna menyampaikan informasi tentang rencana kunjungan dan untuk mengidentifikasi informasi yang berhubungan dengan pelaksanaan rencana kunjungan lapangan itu. Hasil identifikasi informasi itu dijadikan masukan untuk memodifikasi atau menyempurnakan rencana pelaksanaan kunjungan lapangan.
4.      Sumber belajar membantu warga belajar dalam melaksanakan kunjungan lapangan dengan kegiatan antara lain:
A.    Mengarahkan dan memotivasi para warga belajar untuk melakukan tugas dan kegiatan sebagaimana tercantum dalam rencana.
B.     Menugaskan atau bersama warga belajar untuk melakukan memonitoring, supervisi dan evaluasi pelaksanaan kunjungan lapangan.
5.      Selasai kunjungan lapangan para warga belajar menyussn laporan pelaksanaan tugas kunjungan lapangan.
6.      Para warga mendiskusikan proses, hasil dan pengaruh kunjungan lapangan.
7.      Sumber belajar bersama para warga belajar melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil pelaksanaan teknik kunjungan lapangan.

3.      Keunggulan dan Kelemahan Teknik

Keunggulan
Kelemahan
1.      Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan warga belajr melalui pengalaman langsung dari situasi keidupan nyata.
2.      Warga belajar dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah diorganisasi untuk memecahkan masalah dalam dunia kehidupan sebenarnya.
3.      Warga belajar dapat bekerjasama denan menggabungkan latar belakang kemampuan kelompok dan latar belakang perorangan yang berbeda-beda.
4.      Warga belajar termotivasi untuk mengembangkan kreaktivitas mereka dalam kehidupan nyata.
5.      Dapat menimbulkan kegiatan belajar yang bergairah dan bergembira.
1.      Memerlukan kerjasama yang erat dan motivasi tinggi diantara wara belajar untuk melakukan kunjungan lapangan.
2.      Menuntut kemahiran warga belajar untuk kreaktif dalam mengembangkan pengetauan dan keterampilan yang dapat diterapkan dalam kehidupan nyata.
3.      Memerlukan kegiatan monitoring, supervisi dan pengarahan dari piak diluar warga belajar
4.      Waktu yang diperlukan mungkin lebi lama dari waktu yang telah direncanakan.

4.      Kapan Teknik Ini Tepat Di Gunakan
     Teknik kunjungan lapangan akan tepat diguanakan apabila : 1. Warga belajar memerlukan pengalaman belajar secara langsung dari kehidupan nyata; 2. Terdapat masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat atau suatu lembaga yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki oleh para warga belajar; 3. Para warga belajar dengan latar belakang yang berbeda dalam melaksanakan tugas dalam kehidupan nyata dikembangkan melalui kunjungan ke obyek-obyek yang sebenarnya.

5.      Contoh Penggunaan Teknik
     Sebagai sumber belajar dalam program latihan pramuka tingkat penggalang, anda menetapkan kunjungan lapangan sebagai salah satu kegiatan pada mingu terakhir program latihan itu. Kunjungan lapangan itu akan dilakukan ke suatu desa pemuda atau suatu gugus pramuka yang telah dinilai maju.
     Untuk maksud itu, anda melakukan persiapan pelaksanaan kunjungan lapangan dengan mengunakan langkah-langkah penggunaan teknik sebagaimana tercantum dalam butir b. selesai melaksanakan teknik kunjungan, lakukan evaluasi oleh anda dan para warga belajar terhadap proses hasil pengunaan teknik ini.








HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN BP3LS KEBUN JERUK JAKARTA BARAT
A.  Deskripsi Umum dan Sejarah BP3LS
            BP3LS sendiri merupakan kepanjangan dari Balai Pengembangan dan Pelatihan Pendidikan Luar Sekolah. BP3LS ini terletak di Jl. Kebun jeruk Raya No. 1A, Kebun Jeruk, Jakarta Barat dengan No Telp. (021) 53670742 Fax. 5359602. BP3LS sebelumnya bernama PLPM ( Pusat Latian Pendidikan Masyarakat ) pada tahun 1959, lalu berubah nama menjadi PLNPM ( Pusat Latihan Nasional Pendidikan Masyarakat ) perubaan terjadi pada tahun 1978. Kemudian berubah nama lagi menjadi BPKB ( balai Penembangan Kegiatan Belajar) Kebun Jeruk Jakarta pada tahun 1978 yang merupakan unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olehraga.
            Pada akhirnya BPKB berubah nama lagi menjadi BP3LS ( Balai Pengembangan dan Penelitian Pendidikan Luar Sekolah ) sampai sekarang ini. Perubahan nama menjadi BP3LS dikeluarkan melalaui keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, nomor: 41 Tahun 2003 tanggal 2 Juni 2003, tentang: Pembentukan Organisasi dan tata Kerja Balai Pengembangan dan Pelatian Pendidikan Luar Sekolah. BP3LS sampai saat sekarang ini telah mengalami beberapa kali perubahan sejalan dengan perubaan waktu, baik yang berkaitan dengan tugas, dan fungsinya, maupun bentuk organisasi dan program kerjanya. Di Jakarta sendiri hanya terdapat satu BP3LS, dengan cakupan wilayah kerja yaitu wilayah Provinsi DKI Jakarta. BP3LS yang ada di Jakarta masuk kedalam wilaya Regional I Bandung.
B.  Visi dan Misi BP3LS
Visi
       Adapun Visi dari BP3LS DKI Jakarta adalah terwujudnya produk pengembangan yang berkualitas, unggul, dan terpenuhinya kepuasan layanan PLS bagi masyarakat pengguna.
Misi
Misi dari BP3LS yaitu sebagai berikut:
1.      Peningkatan kemampuan dan profesionalisme pendidikan tenaga kependidikan (SDM) dalam melakukan layanan PLS.
2.      Perwujudan masyarakat untuk dapat belajar mengetahui sesuatu (Learning To Know), belajar agar dapat mengajarakan sesuatu (Learning To Do), belajar unutk menjadikan dirinya sendiri (Learning To Be), dan belajar untuk dapat bersosialisasi (learning To Life Together).
3.      Perwujudan pruduk pengembangan PLS yang unggul dan kompetitif.
4.      Perwujudan pusat pelayanan informasi PLS yang cepat, tepat dan lengkap.
5.      Perwujudan berbagai hasil studi PLS yang bermutu.
C.  Tugas dan Fungsi dari BP3LS
Tugas
       Adapun tugas dari BP3LS yang sebaaimana tertuang didalam SK Gubernur DKI Jakarta Nomor 14 tahun 2003 adalah melaksanakan pengambangan dan pelatihan sumber daya manusia, penelitian dan penembangan program, model, dan media pendidikan luar sekolah.
Fungsi
BP3LS sendiri mempunyai 6 fungsi, yaitu:
1.      Menyusun rencana dan program kegiatan operasional pengembangan dan pelatihan SDM, penelitian dan pengembangan program, pendidikan kesetaraan, kursus, pendidikan berkelanjutan, serta pendidikan perempuan dan keluarga.
2.      Pelaksanaan pengembanan dan pelatian SDM yang meliputi pendidikan kesetaraan, kursus, pendidikan bekelanjutan serta pendidikan perempuan dan keluarga.
3.      Pelaksanaan penelitian dan pengembangan program, model dan media pendidikan luar sekolah, yang melipui pendidikan kesetaraan, kursus, pendidikan berkelanjutan, serta pendidikan perempuan dan keluarga.
4.      Pelaksanaan dan pembinaan hubungan kerjasama dengan instansi terkait, dunia usaha dan dunia industri, serta asosiasi profesi masyarakat.
5.      Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan teradap pelaksanaan program kagiatan.
6.      Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan.
D.  Struktur Organisasi
Struktur organisasi dari BP3LS adalah sebagai berikut:
1.      Kepala Balai
2.      Subbagian Tata Usaha
3.      Seksi Pelatihan
4.      Seksi Penelitian, Pengembangan Program dan Media Belajar
5.      Sanggar Kegiatan Belajar Kotamadya/Kabupaten Administrasi
6.      Sub Pokok Jabatan Fungsional
Rounded Rectangle: Kepala Balai                  Gambar Struktur Organisasi BP3LS

 








E.  Pamong Belajar
   Pamong Belajar adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar dalam rangka pengembangan model dan pembuatan percontohan serta penilaian dalam rangka pengendalian mutu dan dampak pelaksanaan program pendidikan luar sekolah, pemuda, dan olahraga.
   Jabatan fungsional pamong belajar terdiri dari atas Pamong Belajar Terampil dan Pamong Belajar Ahli. Pamong Belajar Terampil adalah jabatan fungsional Pamong Belajar yang tugasnya melakukan kegiatan belajar mengajar, penilaian dan melaksanakan sebagaian kegiatan pengembangan model berdasarkan keterampilan yang dimliki. Sedangkan Pamong Belajar Ahli adalah jabatan fungsional pamong belajar yang tugasnya melakukan kegiatan belajar mengajar, penilaian dan melaksanakan kegiatan pengembangan model berdasarkan keahlian yang dimiliki.
Adapun bidang dari kegiatan Pamong Belajar yaitu terdiri atas:
1)      Pendidikan, meliputi:
a.       Pendidikan sekolah dengan memperoleh ijazah/gelar,
b.      Pendidikan dan pelatihan fungsional dengan memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan.
2)      Pengembangan model, meliputi:
a.       Identifikasi kebutuhan belajar wilayah,
b.      Perancangan model,
c.       Uji coba model,
d.      Penyusunan master model,
e.       Pembakuan model.
3)      Kegiatan belajar mengajar dalam rangka pengembangan model dan pembuatan percontohan, meliputi:
a.       Persiapan pelaksana kegiatan belajar mengajar,
b.      Pelaksana kegiatan belajar mengajar,
c.       Pemantauan kegiatan belajar mengajar,
d.      Penilaian kegiatan belajar mengajar.
F.                 Text Box: Uji coba praktisProses Pengembangan Model PNFText Box: Uji coba teoritikText Box: Penyus. ModelText Box: AnalisisText Box: Penyus. Desain studi/uji cobaText Box: Proses uji coba modelText Box: SemilokaText Box: Revisi modelText Box: Desiminasi ModelText Box: LainnyaText Box: EksperimenText Box: Action researchText Box: Gagasan/IdeText Box: Hasil studi/referensiText Box: Identifikasi Keb. masalah














PENUTUP
A.  Kesimpulan
            Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan. Metode karya wisata dan metode kunjungan lapangan merupakan metode yang hampir sama. Intinya metode ini adalah belajar langsung kelapangan, dengan demikian siswa diharapkan dapat lebih mengerti dan juga siswa supaya tidak bosan dalam mengikuti proses pembelajaran yang setiap harinya dilaksanakan didalam kelas. Didalam menggunakan teknik hal yang perlu diperhatikan adalah masalah perencanaan, karena supaya teknik ini berhasil maka harus membuat perencanaan yang bagus. Hal yang perlu diperhatikan juga adalah masalah pemilihan tempat, surat izin, dan evaluasi dari hasil kunjungan lapangan yang telah kita lakukan.

B.  Saran
            Dalam menggunakan metode ini guru akan mengalami banyak kesulitan, karena metode ini mempunyai tingkatan kesulitan dan tanggung jawab yang lumayan besar. Jadi saya menyarankan kepada para mahasiswa ataupun guru-uru yang akan menggunakan metode ini nantinya supaya didalam memilih tempat yang akan dikunjungi nanti supaya yang dekat – dekat saja. Apabila mengunjungi tempat yang dekat maka biaya yang dikeluarkan pun akan kecil dan juga didalam membuat surat izin pun kan lebih mudah untuk disetujui oleh pihak sekolah ataupun pihak Dinas setempat. Selain itu didalam menggunakan metode ini sebelumnya terlebih dahulu merencanakan kegiatan yang akan dilaksanakan nantinya yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai nantinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar